Pembaringan Terakhir

Dibukukan Dalam Antologi Bersama "Nyanyian Anak Negeri (Pustala Adab:  2011)" 

-untuk ayah

Pada malam penghabisan itu
Aku masih melihatmu
Tertidur abadi dibalut selembar kafan
Maut yang begitu pekat di keningmu;
Seperti mengekalkan ajal pada pembaringan terakhir

Pada malam penghabisan itu pula
Kunang-kunang semakin liar mengudara
Bagai kuku matimu mencakar cahaya
O, langit menjadi semakin berkarat
Kini menjelma pada kerutan tubuhmu

Akan ku tahlilkan: Aku di sini, di ruangan ini, masih melafadzkan
Tasbih yang dikirim bersama segumpal awan.

Dengan begitu, gerimis tidak lagi mengalir di mataku
Dan daun-daun yang bergaris keriput
Bukan satu-satunya tempat embun menetes


Lalu burung-burung menjerit dengan kibasan sayapnya

Sepertinya malaikat sedang menunggumu dibalik pintu
Sedang aku yang terus mengingat bayangan hidupmu
Masih bertahlil hingga ritual sakral berakhir

Tubuhmu kini bersandar pada kesetiaan bumi
O, yang dibalut kafan

Ingin ku buka dan mengecup keningmu
Dan merajut kembali rambutmu dengan doa

2011

No comments:

Post a Comment